![]() |
Ong Stevanus Ariosuseno |
Atlet nasional taekwondo kembali unjuk gigi. Taekwondoin Indonesia berhasil menyumbangkan dua medal emas, dua perak dan tiga perunggu pada ASEAN University Games XVI 2012, yang di selenggarakan di Viantine, Laos.
Dua emas berhasil direbut oleh taekwondoin putra Ong Stevanus Ariosuseno yang turun pada pertandingan kyorugi kelas under 58kg. Emas kedua disabet oleh taekwondoin putri Siska Permatasari, yang berlaga pada kelas under 53kg. Keduanya dengan mudah menaklukan lawan-lawan dari negara lain.
Taekwondoin Ahmad Nabil dan Rosita berhasil mempersembahkan dua medali perak bagi kontingen Indonesia. Nabil turun pada laga kyorugi putra kelas under 54kg dan Rosita pada kyorugi kelas under 63.
Medali perunggu berturut-turut disumbangkan oleh taekwondoin Teungku Etfrizal, Vonny Dian dan Desiyana Jayanti. Etfrizal berlaga pada pertandingan kyorugi kelas under 80kg. Sementara Vonny bertarung pada kyorugi putri kelas under 57kg dan Desiyana pada kelas over 73kg.
ASEAN University Games atau Pekan Olahraga Mahasiswa (POM) merupakan agenda dua tahunan yang diselenggarakan oleh salah satu negara ASEAN, sesuai hasil kesepakatan para Pembina Olahraga Mahasiswa Negara-negara Asean, dengan tujuan untuk memupuk semangat persaudaraan dan sportifitas di kalangan mahasiswa ASEAN.
Namun sayangnya, ambisi tuan rumah sempat mencederai semangat sportifitas tersebut. Pada final kelas 54kg, Ahmad Nabil yang bertarung dengan atlet tuan rumah, diganjal habis-habisan. Perolehan angka melalui tendangan ke arah kepala lawan berkali-kali yang seharusnya diperoleh Nabil, tidak dihitung oleh wasit. Sementara, pelanggaran oleh atlet Laos pada laga final tersebut tidak pernah dikurangi nilainya oleh wasit. Protes dari official tim Indonesia pun tidak digubris. Akhirnya Nabil pun harus puas naik podium pada posisi kedua dengan meraih medali perak.
Bahkan penonton yang turut menyaksikan laga final tersebut. Serempak merek meneriakan “huuuu,” ketika wasit memenangkan atlet tuan rumah. Aksi Nabil memang sangat mencuri perhatian dan simpati penonton sejak babak awal dan semifinal.
Manajer Tim Taekwondo, Dasantyo Prihadi sangat menyesalkan kejadian tersebut. “Kami sangat kecewa dengan hasil pertandingan final kelas under 54kg tersebut. Tidak seharusnya ambisi tuan rumah untuk memperoleh emas akhirnya mencoreng semangat sportifitas,” tegasnya.
Meskipun demikian, ia menyatakan puas dengan hasil yang diperoleh para taekwondoin asuhannya tersebut. Kualitas atlet taekwondo Indonesia masih mumpuni di pekan olah raga regoional ini.
“Prestasi anak-anak sudah sangat baik. Mereka sangat serius dan selalu fokus dalam bertanding. Hasil pertandingan ini juga menjadi acuan kami untuk lebih memacu prestasi internasional para atlet kita. Apalagi SEA Games mendatang di Myanmar sudah di depanmata,” terangnya.
Ditambahkannya, prestasi ini tidak terlepas dari peran aktif Pengurus Besar Taekwondo Indonesia yang terus memacu pembinaan atlet secara sistematis dengan target program yang jelas. Hal ini tidak terlepas pula dari arahan Ketua Umum PBTI, Letjend TNI Marciano Norman.
“Saya sangat mengapresiasi jerih payah seluruh jajaran PBTI. Keberhasilan atlet kita dalam meraih prestasi ini tidak lepas dari kerja keras seluruh pengurus dan pelatih. Semoga keberhasilan di Asean University Games ini menjadi modal kuat bagi kami untuk terus meningkatkan prestasi dan bisa menjadi sumbangan positif bagi dunia olah raga nasional,” pungkasnya.
Sumber : pelatnastaekwondo.wordpress.com
Dua emas berhasil direbut oleh taekwondoin putra Ong Stevanus Ariosuseno yang turun pada pertandingan kyorugi kelas under 58kg. Emas kedua disabet oleh taekwondoin putri Siska Permatasari, yang berlaga pada kelas under 53kg. Keduanya dengan mudah menaklukan lawan-lawan dari negara lain.
Taekwondoin Ahmad Nabil dan Rosita berhasil mempersembahkan dua medali perak bagi kontingen Indonesia. Nabil turun pada laga kyorugi putra kelas under 54kg dan Rosita pada kyorugi kelas under 63.
Medali perunggu berturut-turut disumbangkan oleh taekwondoin Teungku Etfrizal, Vonny Dian dan Desiyana Jayanti. Etfrizal berlaga pada pertandingan kyorugi kelas under 80kg. Sementara Vonny bertarung pada kyorugi putri kelas under 57kg dan Desiyana pada kelas over 73kg.
ASEAN University Games atau Pekan Olahraga Mahasiswa (POM) merupakan agenda dua tahunan yang diselenggarakan oleh salah satu negara ASEAN, sesuai hasil kesepakatan para Pembina Olahraga Mahasiswa Negara-negara Asean, dengan tujuan untuk memupuk semangat persaudaraan dan sportifitas di kalangan mahasiswa ASEAN.
Namun sayangnya, ambisi tuan rumah sempat mencederai semangat sportifitas tersebut. Pada final kelas 54kg, Ahmad Nabil yang bertarung dengan atlet tuan rumah, diganjal habis-habisan. Perolehan angka melalui tendangan ke arah kepala lawan berkali-kali yang seharusnya diperoleh Nabil, tidak dihitung oleh wasit. Sementara, pelanggaran oleh atlet Laos pada laga final tersebut tidak pernah dikurangi nilainya oleh wasit. Protes dari official tim Indonesia pun tidak digubris. Akhirnya Nabil pun harus puas naik podium pada posisi kedua dengan meraih medali perak.
Bahkan penonton yang turut menyaksikan laga final tersebut. Serempak merek meneriakan “huuuu,” ketika wasit memenangkan atlet tuan rumah. Aksi Nabil memang sangat mencuri perhatian dan simpati penonton sejak babak awal dan semifinal.
Manajer Tim Taekwondo, Dasantyo Prihadi sangat menyesalkan kejadian tersebut. “Kami sangat kecewa dengan hasil pertandingan final kelas under 54kg tersebut. Tidak seharusnya ambisi tuan rumah untuk memperoleh emas akhirnya mencoreng semangat sportifitas,” tegasnya.
Meskipun demikian, ia menyatakan puas dengan hasil yang diperoleh para taekwondoin asuhannya tersebut. Kualitas atlet taekwondo Indonesia masih mumpuni di pekan olah raga regoional ini.
“Prestasi anak-anak sudah sangat baik. Mereka sangat serius dan selalu fokus dalam bertanding. Hasil pertandingan ini juga menjadi acuan kami untuk lebih memacu prestasi internasional para atlet kita. Apalagi SEA Games mendatang di Myanmar sudah di depanmata,” terangnya.
Ditambahkannya, prestasi ini tidak terlepas dari peran aktif Pengurus Besar Taekwondo Indonesia yang terus memacu pembinaan atlet secara sistematis dengan target program yang jelas. Hal ini tidak terlepas pula dari arahan Ketua Umum PBTI, Letjend TNI Marciano Norman.
“Saya sangat mengapresiasi jerih payah seluruh jajaran PBTI. Keberhasilan atlet kita dalam meraih prestasi ini tidak lepas dari kerja keras seluruh pengurus dan pelatih. Semoga keberhasilan di Asean University Games ini menjadi modal kuat bagi kami untuk terus meningkatkan prestasi dan bisa menjadi sumbangan positif bagi dunia olah raga nasional,” pungkasnya.
Sumber : pelatnastaekwondo.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar